2014-06-14

Persahabatan


Judul
:
Salah paham
Tema
:
Persahabatan
anggota
:
3 orang

Karakter
:
Alif merupakan sahabat Nuri dan Ilya yang seringkali Menuduh

:
Nuri adalah sahabat Lisa dan Ilya yang paling bijak dan berpikiran luas

:
Yogi adalah sosok sahabat yang sederhana dan lurus.

Sipnopsis Drama


Pada suatu haris Alif sedang menceritakan sesuatu kepada Nuri. Alif mengatakan kepada Nuri bahawa Yogi adalah sosok sahabat yang tidak baik. Lisa menganggap Yogi sangat tidak peduli dengan sahabatnya, bahkan dia bisa bersikap seperti tidak kenal ketika diminta tolong oleh temannya. Namun, Nuri tidak langsung percaya dengan pernyataan Alif. Nuri yakin bahwa Alif hanya salah paham.

Naskah Dialog Drama

Alif :
Kamu tahu tidak, ternyata Yogi itu bukanlah seorang teman yang baik.

Nuri :
emangnya kenapa lif? Kenapa kamu bilang kalo Yogi itu bukan seorang teman yang baik? Apa yang udah dilakuin oleh Ilya?

Alif :
kalo Yogi itu benar-benar ssosok teman yang baik, dia engga mungkin membiarkan aku kehujanan kemarin malam.

Nuri :
Maksud kamu membiarkan kamu kehujanan malah? Aku kurang paham maksud kamu itu?

Alif :
gini, kemarin aku kan dateng ke rumah tanteku. Aku pulangnya agak malam karena cuaca kebetulan lagi gerimis terus. Kemarin itu aku juga tidak bawa motor karena pas perginya dianterin sama temenku, Erni. Waktu aku ada dijalan... untuk menunggu taksi, taksinya tidak ada yang muncul. Eh.. ternyata aku lihat Yogi sedangnaik  sepeda motor, gak tau dia darimana. Nah, ketika aku berhentikan dia, dia malah terus jalan saja.

Nuri :
Yang benar aja? Jangan-jangan Yogi gak tahu kalau kamu memanggilnya?

Alif :
gak tahu bagaimana? Dia itu dekat banget waktu aku mencoba memberhentikan dia. apalagi aku juga sangat kencang waktu memanggilnya.

Nuri masih gak Percaya dengan apa yang dikatakan oleh Alif, karena menurut Nuri Yogi dianggapnya sebagai sosok teman yang sangat peduli dengan teman-temannya.

Nuri :
Ya sudah, kalau begitu nanti aku akan coba tanyain masalah ini sama Yogi. Mungkin besok aku akan ketemu dia.

Alif :
Ya, silakan saja. Eh.. sebentar lagi aku ada janji sama teman ku. Okay, kalau begitu aku pulang dulu ya...

Nuri :
Okay. Hati-hati dijalan!

Alif pun bergegas menghampiri motornya yang dia parkir dibawah pohon beringin.

Pada esok harinya Nuri pun bertemu dengan Yogi. Nuri dengan segera menanyakan kebenaran omongan Alif terkait sikapnya kepada Lisa.

Nuri :
Yogi, aku mau nanya sama kamu.

Yogi :
Mau nanya apa? Silakan, sepertinya kamu serius amat!

Nuri :
Apa iya kemarin kamu main jalan saja waktu si Alif sedang kehujanan dijalan pas malam-malam dia habis datang dari tumah tantenya?

Yogi pun sangat terkejut dengan pertanyaan Nuri, karena dia merasa tidak keluar rumah sama sekali pada waktu itu.

Yogi :
Yang benar saja? Kemarin aku tidak kemana-mana. Aku dirumah saja, soalnya waktu itu aku engga enak badan. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya ke mamaku.

Seperti yang diyakini Nuri, bahwa Alif salah paham dengan Yogi, karena  Yogi bukanlah sosok seperti yang dianggap Alif.

Nuri :
Tidak usah.. aku percaya sama kamu. Aku hanya ingin memastikan apakah benar apa yang dikatakan oleh Alif, atau hanya salah paham saja.

Yogi :
Memangnya Alif yakin sekali kalau yang dilhitanya kemarin malam itu aku? Bagaimana dia bisa yakin sekali?

Nuri :
Ya sudah, gak usah dipikirin. Nanti aku ngomong sama dia kalau yang dia lihat malam itu bukanlah kamu.

Yogi pun merasa tidak enak dengan Alif. Dia melarang Nuri utuk menemui Alif untuk menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. Ilya memutuskan untuk menjelaskannya sendiri kepada Alif.

Yogi :
Nuri, kamu tidak usah menjelaskan masalah ini sama Alif ya.. biar aku saja yang ngomong sama dia, soalnya aku merasa tidak enak sama dia.

Nuri :
Ya sudah, kalau begitu kamu bisa temui dia besok ditempat kita bisa ngumpul. Kamu jelasin ke dia bahwa yang dia lihat kemarin malam itu bukan kamu.

Yogi :
Ya, tentu.

Keesokan harinya, pada sore hari Ilya pun mendatangi tempat dimana dia dan Alif serta Nuri sering ngumpul bersama. Kebetulan pada saat itu Alif memang sudah berada disana.

Alif :
Eh, kamu Yogi.. sendirian saja? Memangnya Nuri kemanan?

Yogi :
Aku tidak tahu, mungkin dia lagi bantu-bantu ibunya dirumah. Aku mau nanya sama kamu. Apa iya kemarin kamu melihat aku di jalan....

Alif :
Kok kamu malah nanya aku? Memang benar kan, kemarin kamu bawa motor malam-malam dan waktu ku panggil kamu diam aja?

Yogi :
Alif, kamu itu salah orang. Bagaimana mungkin itu aku, soalnya aku lagi dirumah. Waktu itu aku kurang enak badan.

Alif lantas sangat terkejut dengan penjelasan Yogi.

Alif :
Yang benar saja kamu!

Yogi :
Iya benar, kalau kamu kurang yakin silakan tanya ke mamaku, adikku, atau tanya ke ayahku. Mereka pasti bilang aku memang sedang dirumah.

Alif tediam sejenak, karena dia merasa yakin sekali bahwa yang dilihatnya kemarin adalah wajah Yogi.

Alif :
Apa iya orang lain? Ya sudah kalau itu memang bukan kamu, lalu dia itu siapa? Kenapa wajahnya sama pesis seperti kamu.

Yogi :
Begini saja, warna motor itu apa? Nomor platnya berapa?

Alif :
Kalau warnanya aku ingat, motor itu warna biru. Nomor platnya aku tidak tahu karena waktu itu kan hujannya lumayan deras.

Yogi :
Warna biru? Kamu kan tahu kalau aku tidak memiliki motor berwarna biru. Kamu sering datang kerumahku, satu-satunya motor dirumahku itu kan berawarna hitam.

Alif pun mulai yakin bahwa yang dilihatnya memang bukanlah Ilya, melainkan orang lain yang memiliki kesamaan rupa dengan Yogi. Alif akhirnya meminta maaf sama Ilya.

Alif :
Ilya, kamu benar. Kamu tidak punya motor berwarna biru. Maaf, aku sudah menyangka kamu yang aneh-aneh. Kamu mau kan memaafkan aku?

Yogi :
Dengan senang hati. Sekarang aku sudah merasa enakan, karena akhirnya kamu tahu bahwa itu bukanlah aku. Bagaimana mungkin aku tega mentelantarkan kamu di jalan malam-malam hari, apalagi pada saat itu hujan deras


No comments:

Post a Comment