Memburu Malam Lailatul Qadar
Malam lailatul qadar adalah malam seribu
bulan. Maksudnya disini setiap amal perbuatan yang dikerjakan pada malam
tersebut nilai pahala seribu kali lipat dibanding jika mengerjakan amal
perbuatan di luar malam lailatul qadar.
Keutamaan malam lailatul qadar dijelaskan
dalam al-Qur’an Surah al-Qadar ayat 1 – 5. “Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah
malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan
sampai terbit fajar.”
Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (sesuai
dengan penggunaannya dalam ayat al-Qur'an memiliki tiga arti, Pertama;
Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat al-Qadar dipahami sebagai malam
penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai
ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad Dukhan ayat 3-5 : “Sesungguhnya
Kami menurunkannya (al-Qur’an) pada suatu malam, dan sesungguhnya
Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan
yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami.”
Kedua; Kemuliaan. Malam tersebut adalah
malam mulia tiada bandingnya karena terpilih sebagai malam turunnya
al-Qur’an. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai
pada surat Al-An'am ayat 91 yang berbicara tentang kaum musyrik :
“Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya,
tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada
masyarakat
Ketiga; bermakna sempit yakni banyaknya
malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat
al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai
pada surat Ar-Ra'd ayat 26 : “Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki
dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya).
Dari Ibnu Jabir RA dijelaskan bahwa di
kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah
malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya.
Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan
Surah Al Qadr ayat 1-3 yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr
lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang
laki-laki dari Bani Israil tersebut.
Para sahabat kagum dan iri karena lelaki
Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu
beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada
di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru
disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih.
Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi
ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.
Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat
islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan
pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca
Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul
Qadar (media Islam),
Para
ulama berpendapat bahwa malam lailatul qadar jatuh pada 10 malam
terakhir bulan Ramadan. Hal ini berdasarkan hadis dari Aisyah RA yang
mengatakan : "Rasulullah SAW beri'tikaf di sepuluh hari terkahir bulan
Ramadhan dan beliau bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul
Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhhn."
(HR Bukhari Muslim).
Lebih khusus lagi Ibnu Abbas RA
mengatakan bahwa malam lailatul qadar bisa jatuh pada sembilan hari
terakhir dari bulan ramadhan, tujuh yang tersisa atau lima yang masih
tersisa. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi SAW, “Carilah Lailatul Qadar
pada malam sepuluh yang terakhir dari (bulan) Ramadhan. Lailatul Qadar
itu pada sembilan hari yang masih tersisa, tujuh yang masih tersisa, dan
lima yang masih tersisa.” (HR Bukhari).
Hadirnya malam lailatul qadar dicirikan
dengan suasana alam yang indah, cerah, tidak hujan dan tidak ada angin
bertiup kencang. Hal ini digambarkan dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda : “(Malam)
Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak
juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah
kemerah-merahan.”
Mengingat besarnya pahala yang dijanjikan
Allah dalam malam lailatul qadar, untuk mendapatkannya perlu perjuangan
yang serius. Syaitan tidak akan pernah berhenti untuk menggoda manusia
yang ingin mendapatkan malam lailatul qadar. Untuk itu para ulama
menganjurkan agar umat Islam meningkatkan amal ibadah pada bulan
ramadhan dengan membaca al-Qur’an, dzikir, shalat tarawih, shalat witir
dan bersedekah agar terbiasa melaksanakannya.
Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW :
“Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku tahu suatu malam dari lailatul
qadr, apa yang harus aku baca pada malam tersebut? Beliau bersabda:
“Bacalah; Allahumma Innaka Afuwwun Tuhibbul Afwa Fa’fuanna.”(
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku).
Dengan berusaha meningkatkan amal ibadah di
bulan ramadhan yag penuh khusnyu dan ikhlas semoga kita termasuk orang
yang betuntung mendapatkan keberhakan malam seribu malam itu. Rasulullah
SAW bersabda : “Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) Ramadhan
karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang
telah lampau.” (Hr Bukhari). / ahm/ bbs
No comments:
Post a Comment