2013-04-02

Memburu Malam Lailatul Qadar

Malam lailatul qadar adalah malam seribu bulan. Maksudnya disini setiap amal perbuatan yang dikerjakan pada malam tersebut nilai pahala seribu kali lipat dibanding jika mengerjakan amal perbuatan di luar malam lailatul qadar.
Keutamaan malam lailatul qadar dijelaskan dalam al-Qur’an Surah al-Qadar ayat 1 – 5. “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (sesuai dengan penggunaannya dalam ayat al-Qur'an memiliki tiga arti, Pertama; Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad Dukhan ayat 3-5 : “Sesungguhnya Kami menurunkannya (al-Qur’an) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami.”
Kedua; Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya karena terpilih sebagai malam turunnya al-Qur’an. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surat Al-An'am ayat 91 yang berbicara tentang kaum musyrik : “Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat
Ketiga; bermakna sempit yakni banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra'd ayat 26 : “Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya).
Dari Ibnu Jabir RA dijelaskan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan Surah Al Qadr ayat 1-3 yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.
Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar (media Islam),
Para ulama berpendapat bahwa malam lailatul qadar jatuh pada 10 malam terakhir bulan Ramadan. Hal ini berdasarkan hadis dari Aisyah RA yang mengatakan : "Rasulullah SAW beri'tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhhn." (HR Bukhari Muslim).
Lebih khusus lagi Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa malam lailatul qadar bisa jatuh pada sembilan hari terakhir dari bulan ramadhan, tujuh yang tersisa atau lima yang masih tersisa. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi SAW, “Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh yang terakhir dari (bulan) Ramadhan. Lailatul Qadar itu pada sembilan hari yang masih tersisa, tujuh yang masih tersisa, dan lima yang masih tersisa.” (HR Bukhari).
Hadirnya malam lailatul qadar dicirikan dengan suasana alam yang indah, cerah, tidak hujan dan tidak ada angin bertiup kencang. Hal ini digambarkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda : “(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.”
Mengingat besarnya pahala yang dijanjikan Allah dalam malam lailatul qadar, untuk mendapatkannya perlu perjuangan yang serius. Syaitan tidak akan pernah berhenti untuk menggoda manusia yang ingin mendapatkan malam lailatul qadar. Untuk itu para ulama menganjurkan agar umat Islam meningkatkan amal ibadah pada bulan ramadhan dengan membaca al-Qur’an, dzikir, shalat tarawih, shalat witir dan bersedekah agar terbiasa melaksanakannya.
Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW : “Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku tahu suatu malam dari lailatul qadr, apa yang harus aku baca pada malam tersebut? Beliau bersabda: “Bacalah; Allahumma Innaka Afuwwun Tuhibbul Afwa Fa’fuanna.”( Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku).
Dengan berusaha meningkatkan amal ibadah di bulan ramadhan yag penuh khusnyu dan ikhlas semoga kita termasuk orang yang betuntung mendapatkan keberhakan malam seribu malam itu. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau.” (Hr Bukhari).  / ahm/ bbs

No comments:

Post a Comment